MembandingkanTeks "Siklus Hidrologi" dengan Teks "Banjir" 1) Tanah longsor, badai, dan sebagainya. 2) Membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS), dll.
Penyebab: faktor alam (erosi dan sedimentasi, curah hujan tinggi, geografi fisik sungai) dan faktor sosial (perubahan tata guna lahan, pembungan sampah di DAS, kawasan pemukiman pinggir DAS) ii. Akibat : terjadi banjir (tidak diterangkan apa akibat dari banjir itu sendiri) 3. Teks Eksplanasi 'Kekeringan'. a.
Tugas3 Membandingkan Teks Siklus Hidrologi Dengan Teks Banjir - Terkait Teks. Contoh Teks Eksplanasi : Siklus Air - Pengetahuanku13. Tugas Bahasa Indonesia Materi Hidrologi Teks Eksplanasi | PDF. Membandingkan 2 teks eksplanasi. Perbedaan Struktur Teks Siklus Hidrologi Dan Banjir - Berbagai Struktur. Memahami Struktur Teks Eksplanasi - MaoliOka
Teks"Banjir" ternyata tidak memiliki kesimpulan. Teks ini dibagi menjadi 3 bagian: pernyataan umum, penyebab alam, dan penyebab sosial. Perbedaan diantara kedua teks adalah Teks "Siklus Hidrologi" memiliki urutan sebab-akibat yang secara umum menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi. Sedangkan teks "Banjir" memiliki urutan
Tugas2 - Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks "Siklus Hidrologi" (Hal.10-13) 1. Isilah kolom berikut dengan menuliskan maknanya. Kalian bisa mencari makna dari kata-kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1. Ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran, dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan
MembandingkanTeks "Siklus Hidrologi" dengan Teks "Banjir" Banjir umumnya diperparah dengan adanya antara lain: Curah hujan tinggi, Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut,, Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir
l8cCgxM. Akses penyebrangan ke luar dari Padukuhan Kedungwanglu tak dapat dilalui karena banjir. KH WONOSARI, KH,– Ada banyak orang berpendapat, Gunungkidul itu nggak mungkin terlanda banjir. “Ora masuk akal kui! Yen Gunungkidul wae kebanjiran, mengko teneh kutha Ngayogyakarta iso klelep“. Demikian ujaran yang sering terdengar di berbagai obrolan. Ada lagi obrolan yang demikian, “Gunungkidul itu Jogja lantai dua. Tempatnya lebih tinggi, gak mungkin ada banjir!” Apa iya, wilayah Gunungkidul karena wilayahnya berbukit-bukit, dan elevasinya lebih tinggi lantas tidak mungkin dilanda banjir? Boleh-boleh saja berpendapat demikian, dan tidak ada yang bakal melarang argumentasi diyakini sampai mati. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah tampak tanda-tanda semakin sering terjadi genangan air hujan yang melimpas keluar tak tertampung di badan sungai. Airnya melimpas menggenangi permukiman rendah di bantaran sungai. Air hujan juga tak seperti jaman dulu lagi yang cepat beringsut dari permukaan tanah, entah di pekarangan, di lapangan, atau di jalan raya. Sebenarnya ada apa dengan gejala banjir ini? Apa iya saat ini air hujan yang membasahi bumi lebih tinggi intensitasnya? Apakah doa-doa permohonan dalam setiap upacara bersih kali atau merti dusun/desa sudah tidak mujarab dan tidak diijabahi Sang Pencipta lagi? Sebenarnya, adakah faktor-faktor lain yang menjadi penyebab banjir karena ketelodoran manusia? Semenisasi, betonisasi, aspalisasi yang tak menghiraukan aspek-aspek keseimbangan alam kah? Bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pegunungan karst ini semenjak dulu kala, air sesungguhnya menjadi sesuatu yang sangat sangat dihargai. Air adalah sumber kehidupan. Sungai permukaan tanah yang terbesar dan terpanjang di Gunungkidul dinamai Sungai Oya, berasal dari Toya, berarti air itu sendiri. Air menjadi media pencuci dan pembersih untuk aneka hal, mulai bahan pangan, pakaian, hewan ternak, maupun badan manusia sendiri. Air menjadi “barang suci”, dalam tradisi keagamaan manapun, ada unsur air sebagai pen-suci diri. Air untuk wudhu, air untuk baptisan, air pensuci raga dan pikiran yang ditaburkan para brahmana atau pandita sewaktu upacara. Lantas, apakah air hujan yang bertransformasi menjadi banjir yang terkadang memporakporandakan rumah, jembatan, jalan, dan aneka bangunan itu sesungguhnya juga menjadi “pencuci” atau “pembersih” aneka kedurhakaan pikiran, perkataan dan perbuatan manusia? Ini menjadi bagian para pemuka agama, penghayat ketuhanan, dan ahli filsafat untuk mengungkapkannya. Jelas, secara ilmu pengetahuan, unsur air di manapun senantiasa sama. H20, ada unsur hidrogren dan oksigen. Unsur-unsur yang sangat menunjang kehidupan manusia. Air dalam bentuk butiran hujan, limpasan banjir di sungai, air tersimpan di gentong, air di bak penampungan, air genangan di halaman rumah atau jalan raya, semua tetap mengandung unsur yang sama. Yang berbeda adalah, adanya senyawa atau material yang ikut terbawa dari mana dan ke mana air itu mengalir. Sesungguhnya, dari manakah air itu berasal? Mari, kembali membuka kembali pelajaran dasar, dengan apa yang disebut sebagai Siklus Hidrologi. Ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan. Hujan dapat tercipta karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung secara siklus dan terus menerus. Dalam pengaturan penyebaran air di daratan bumi, mekanisme alam yang dimaksud tersebut dikenal dengan istilah siklus hidrologi atau siklus air. Pengertian Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini. Gambar berikut menjelaskan siklus hidrologi. Disebut siklus adalah karena proses berupa mata-rantai kejadian yang berulang dan terus-menerus terjadi. Siklus hidrologi, daur atau rantai perubahan air. Dok Proses Terjadinya Siklus Hidrologi Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa tahapan seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut. Evaporasi Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi. Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari misalnya saat musim kemarau, jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar. Transpirasi Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi. Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer. Sublimasi Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi. Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat. Kondensasi Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. Adveksi Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek. Presipitasi Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi. Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis. Run Off Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer. Nah, di bagian run-off terjemahan bebasnya air yang berlarian bebas di permukaan tanah inilah aspek genangan permukaan tanah yang menjadi banjir itu terjadi. Ketika lapisan tanah telah jenuh air, maka aliran air di permukaan tanah menjadi genangan. Genangan akan menjadi semakin besar manakala alirannya tidak mampu lagi tertampung mulai dari selokan atau got sekitar rumah, selokan di pinggir jalan, saluran anak sungai, sampai dengan badan sungai-sungai besar. Ketika permukaan tanah hampir sebagian besar diperkeras entah dengan plesteran semen, diubin, diaspal, dicor beton, sampai dengan tutupan lahan dengan permukiman yang padat, maka hal ini juga menjadi penyebab run-off ini menjadi semakin besar. Mengapa? Karena sulitnya air hujan masuk meresap dalam pori-pori tanah karena tertutupnya permukaan dengan semen, ubin, aspal cor beton, termasuk atap-atap rumah. Sesungguhnya sudah ada contoh nyata, bagaimana para warga kuno terdahulu itu bijak menabung run-off atau air yang mengalir bebas di permukaan tanah. Dengan cara bagaimana? Dengan membuat ledokan-ledokan memanjang pada lahan pertanian tadah hujan. Dengan membuat blumbang atau kolam di pekarangan rumah. Dengan membuat bak tandon air dari aliran teritisan rumah, dengan pemanfaatan telaga-telaga besar yang tersebar di penjuru Gunungkidul sebagai tandon air yang dimanfaatkan secara komunal. Upaya ini sesungguhnya merupakan praktek riil manajemen sumber daya air masyarakat yang telah diwariskan secara turun-temurun. Sayangnya, kemajuan jaman dan gengsi modernitas membuat pemanfaatan sumber daya air melalui telaga di wilayah Gunungkidul dicap sebagai sebuah tanda “ke-ndeso-an”, tanda “ketertinggalan” atau bahkan tanda “kebodohan”. Kalau belum muter kran PDAM di rumah itu dianggap belum berkemajuan. Warga dibuat lingsem atau malu ketika diolok-olok ndesit banget karena masih mandi di telaga, masak air dari telaga. Fenomena yang nge-trend saat ini adalah pembangunan embung-embung di puncak-puncak bukit. Apa beda kolam tampungan air bikinan bikinan jaman modern ini dengan ratusan telaga-telaga alamiah yang tersebar di wilayah Gunungkidul? Barangkali kelebihan telaga-telaga modern di puncak-puncak bukit tadi adalah pada gebyar pariwisatanya yang konon indah untuk potret-memotret, sementara dilihat dari fungsi dasarnya sebagai kolam tampungan air hujan belum optimal pemanfaatannya. Infiltrasi Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut. Nah, setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi. Aneka Macam Siklus Hidrologi Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang. Siklus Hidrologi Pendek Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut. 2. Siklus Hidrologi Sedang Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut. 3. Siklus Hidrologi Panjang Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk. Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju. Salju terakumulasi menjadi gletser. Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai. Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali. Itulah penjelasan penting tentang siklus hidrologi, proses dan tahapan, serta macam-macamnya. Air terus menjalani “rantai kehidupannya” secara alamiah. Air terus menjalani siklusnya, ia sesunggunya terus menjalani daur hidupnya, tak peduli apakah baik atau jahat perlakuan mausia yang dilakukan terhadap air itu sendiri. Karena itu, adanya gejala banjir atau bencana banjir yang telah melanda, sesungguhnya menjadi pertanda agar manusia menelisik diri apa saja yang sudah dilakukan terhadap alam lingkungan tempat tinggalnya. Merawatkah? Atau justru secara rakus dan tamak memperkosa alam lingkungannya? —- Penulis S Yanto. Referensi lanjut Komentar Komentar
Tugas 3 Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir” 1 Tanah longsor, badai, dan sebagainya. 2 Membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS, dll. 3 Faktor alam Intensitas hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, penurunan tanah / dataran rendah, dll. Faktor sosial Membakar lahan untuk pemukiman, praktik ladang berpindah, eksploitasi penambangan yang besar-besaran, perubahan tata guna lahan, dll. 4 a Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan Kristal es terbentuk Subjek predikator Objek b Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Struktur 1 Butir-butir air terjadi Karena Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Struktur 2 Tetesan air kecil tiny droplet Yang timbul Akibat kondensasi Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek Struktur 3 Berbenturan dengan Tetesan air lainnya Predikator Keterangan Struktur 4 Dan Terbawa oleh Gerakan udara Kata perangkai konjungsi penambahan Predikator Keterangan c Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Struktur 1 Bila temperatur Turun Sampai di bawah 0° Celsius Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator Keterangan Struktur 2 Butiran air Akan berubah menjadi Salju Subjek Predikator Keterangan d Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebat Mempunyai Tetes hujan besar. subjek Predikator Objek e Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Struktur 1 Karena Tetes hujan berukuran Besar Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator keterangan Struktur 2 Pori-pori permukaan tanah Akan tertutup Subjek Predikator Struktur 3 sehingga Infiltrasi air hujan Sangat kecil Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek keterangan Struktur 4 Sebaliknya Limpasan air hujan menjadi Sangat besar Kata perangkai konjungsi perbandingan Subjek predikator keterangan 5 No. Struktur Teks Siklus Hidrologi Teks Banjir 1. Pernyataan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-4 Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir 3. Simpulan Tidak ada Tidak ada 6 No. Istilah Makna 1. Fisiologi Uraian atau deskripsi tentang genesis dan evolusi bentuk lahan. 2. Drainase Lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. 3. Erosi Peristiwa pengikisan padatan sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya. Akibat angin, air atau es. 4. Geofisik Ilmu tentang sifat alam bumi 5. Sedimentasi Suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cengkungan. 6. Geometri Hidrolik Ilmu yang menerangkan Bentuk penampang atau kedalaman sifat-sifat garis, sudut, bidang,dan ruang. Dengan alat ukur 7. Infiltrasi Aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. 8 Vegetasi Kehidupan dunia tumbuh-tumbuhan atau dunia tanam-tanaman. 9. Deforestasi Kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihkan untuk penggunaan hutan. 10. Degradasi Lingkungan Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsi secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. 7 No. Struktur Teks Banjir Teks Kekeringan 1. Penjelasan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir Ada. Di paragraf 2-6 3. Kesimpulan Tidak ada Tidak ada a. Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan. Gangguan keseimbangan hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti 1 terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai DAS terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; 2 kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3 rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan. Kekeringan agronomis, terjadi sebagai akibat kebiasaan petani memaksakan menanam padi pada musim kemarau dengan ketersediaan air yang tidak mencukupi. b. Jika lahan pertanian mengalami kekeringan, para petani akan mengalami kerugian karena tanaman yang mereka tanam akan mati dan sulit mengalami pertumbuhan. Selain itu, tanah akan menjadi kering dan sulit ditanami. c. No. Penyebab terjadinya Banjir Kekeringan 1. Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di tebangi. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba. 3. Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air. persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. 4. Ilegal Loging Penebangan Hutan Liar No. Akibat yang ditimbulkan oleh Banjir Kekeringan 1. Menimbulkan korban jiwa, Menimbulkan bibit penyakit dan Hilangnya harta benda. makhluk hidup akan kekurangan air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi bahkan kematian 2. Rusaknya sarana dan prasarana Banyaknya Tanaman yang mati. d. Kekeringan Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun.Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan, Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba,dan Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. Banjir Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Curah hujan tinggi, Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut, Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar sempit, Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai, Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai, Hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar. Dampak atau akibat banjir antara lain sebagai berikut Rusaknya sarana dan prasarana. Air yang menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, apabila dinding tidak mampu menahan kandungan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol, Hilangnya harta benda. Banjir dalam aliran skala besar mampu menyeret apapun yang dilaluinya termasuk harta benda. Seperti kursi, kasur, meja, pakaian, dan lain sebagainya, Menimbulkan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena arus air terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus, Menimbulkan bibit penyakit. Penyakit yang dapat ditimbulkan misalnya gatal-gatal. Air banjir banyak membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar, dan Rusaknya areal pertanian. Banjir mampu menenggelamkan areal sawah. Tentu saja hal ini sangat merugikan para petani dan kondisi perekonomian negara menjadi terganggu.
Teman kita, St. Maisyaroh mengirim pertanyaan baru di adalah Bagaimana cara membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir?Bagaimana cara membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir?PEMBAHASAN & JAWABANSilahkan baca pembahasan dan jawaban atas pertanyaan Bagaimana cara membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir? di bawah yang belum terjawab akan segera mendapatkan ulasan dan pembahasan dari pengunjung lainnya, atau dari Kelas juga bisa berpartisipasi memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan "Bagaimana cara membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir?" takut berbagi meskipun itu masih kurang benar. Di kita saling belajar dan memberikan masukan secara turut memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan Bagaimana cara membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir?, kamu telah ikut membantu St. Maisyaroh mendapatkan jawaban yang dibutuhkannya.
Teks eksposisi tentang Banjir 1. TESIS Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam pengertian yang luas, banjir dapat diartikan sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. 2. ARGUMENTASI Banjir dapat dikategorikan berdasarkan mekanisme terjadinya dan berdasarkan posisi dari sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya. Ada dua macam mekanisme yang berbeda. Yaitu berdasarkan mekanisme terjadinya, banjir dapat dibedakan menjadi banjir biasa regular dan banjir tidak biasa irregular. Pertama, Banjir regular terjadi akibat jumlah limpasan yang sangat banyak sehingga melampaui kapasitas dari pembuangan air yang ada existing drainage. Kedua, Banjir irregular terjadi akibat tsunami, gelombang pasang, atau keruntuhan dam dam break. Umumnya di Indonesia, dilihat dari mekanisme terjadinya, banjir yang terjadi seringkali banjir regular. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi banjir irregular. Berdasarkan posisi sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya, banjir dapat dibedakan menjadi banjir lokal dan banjir bandang. Banjir lokal didefinisikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh hujan lokal sedangkan banjir bandang dapat diartikan banjir yang diakibatkan oleh penyebaran limpasan dari daerah hulu pada suatu daerah tangkapan. Sedangkan berdasarkan posisi sumber banjir terhadap daerah yang digenanginya, banjir di Indonesia termasuk dalam kedua-duanya baik itu banjir lokal maupun banjir bandang. Sebagai contoh banjir lokal adalah banjir yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia termasuk juga di Jakarta. Banjir di kota – kota besar biasanya disebabkan oleh membludaknya air yang ada di sungai dan jeleknya sistem drainase air. Banjir juga dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti diare, kudis, panu, dll. Untuk dapat menanggulangi banjir, tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah saja, namun peran serta masyarakat. Pertama hal yang harus dilakukan adalah tidak membuang sampah ke sungai atau got – got yang ada didepan rumah agar penyerapan air dapat dilakukan dengan baik. Lalu diupayakan mengeruk kembali kedalaman sungai, agar daya tampung air akan lebih besar. 3. PENEGASAN ULANG Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, dan kanal. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir. Demikian artikel dari Berbagi Ilmu mengenai contoh teks eksposisi tentang banjir. Harapannya dengan membaca artikel ini, kalian dapat lebih memahami tentang teks eksposisi beserta strukturnya. Banjir dapat kita tanggulangi dengan tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai, karena hal ini dapat menjadikan banjir terjadi. Silahkan baca artikel menarik lainnya, dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar. Mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan. Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi Unsur kebahasaan merupakan bagian-bagian yang membangun teks eksposisi. Unsur kebahasaan yang ada pada teks eksposisi adalah pronomina, konjungsi dan kata leksikal. Pronomina Pronomina adalah kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam 1. Pronomina Persona kata ganti orang yaitu persona tunggal. Contohnya Ia, Dia, Anda, Kamu, Aku, Saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Dan pesona jamak contohnya seperti Kita, Kami, Kalian, Mereka, Hadirin, Para. Contoh pada teks Tidak terdapat didalam teks 2. Pronomina Nonpersona kata ganti bukan orang yaitu pronomina penunjuk, contohnya adalah Ini, Itu, Sini, Situ, Sana. Dan pronomina penanya contohnya Apa, Mana, Siapa. Contoh dalam teks Tidak terdapat didalam teks Konjungsi Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi 1. Konjungsi waktu sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu, kemudian 2. Konjungsi gabungan serta, dan, dengan 3. Konjungsi pembatasan asal, kecuali, selain 4. Konjungsi tujuan untuk, supaya, agar 5. Konjungsi persyaratan jika, jikalau, apabila, bila, asalkan, bilamana, apabila 6. Konjungsi perincian adalah, yaitu, ialah, antara lain, yakni 7. Konjungsi sebab-akibat sehingga, karena, sebab, akibat, akibatnya 8. Konjungsi pertentangan akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan 9. Konjungsi pilihan atau 10. Konjungsi penegasan/penguatan apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun 11. Konjungsi penjelasan bahwa 12. Konjungsi perbandingan bagai, seperti, serupa, ibarat 13. Konjungsi penyimpulan oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian. Contoh -konjungsi perincian banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan -konjungsi sebab akibat Banjir irregular terjadi akibat tsunami, gelombang pasang, atau keruntuhan dam dam break -konjungsi tujuan Untuk dapat menanggulangi banjir, tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah saja, namun peran serta masyarakat. Pertama hal yang harus dilakukan adalah tidak membuang sampah ke sungai atau got – got yang ada didepan rumah agar penyerapan air dapat dilakukan dengan baik. Kata leksikal A. Nomina kata benda Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks B. Verba kata kerja Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis afiksasi, reduplikasi, komposisi. Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggung jawabkan, dll. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks C. Adjektiva kata sifat Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain. Contoh pada teks Tidak ada di dalam teks D. Adverbia kata keterangan Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain. Contoh banjir lokal adalah banjir yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia termasuk juga di Jakarta.
4 Teks eksplanasi menggunakan konjungsi eksternal, yakni konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Klausa kompleks adalah klausa yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain dihubungkan oleh konjungsi. Namun, sering hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda baca koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Klausa simpleks adalah klausa yang terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Klausa simpleks hanya mengandung satu struktur subjek^predikator^pelengkap^keterangan. Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam klausa. Contoh Klausa Simpleks Tanaman menyerap air melalui akar. subjek predikator objek keterangan cara Contoh Klausa Simpleks Banjir adalah fenomena alam yang sumbernya dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS. subjek predikator objek keterangan Contoh Klausa Kompleks Struktur 1 Akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi Kata perangkai konjungsi sebab-akibat subjek predikator objek Struktur 2 yang berakibat sedimentasi masuk ke sungai Kata perangkai konjungsi sebab-akibat subjek predikator objek Struktur 3 sehingga daya tampung sungai berkurang. Kata perangkai Tugas kalian adalah mengurai kalimat berikut seperti contoh. a Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. predikator b Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Struktur 1 Butir-butir air terjadi karena Struktur 2 tetesan air kecil tiny droplet yang timbul akibat kondensasi Struktur 3 berbenturan dengan tetesan air lainnya Struktur 4 dan terbawa oleh gerakan udara c Bila temperatur udara turun sampai di bawah 00 Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Struktur 1 Bila temperatur udara turun sampai di bawah 00 Celcius, Struktur 2 d Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. e Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga iniltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Struktur 1 Karena tetes hujan berukuran besar predikator Struktur 2 pori-pori permukaan tanah akan tertutup Struktur 3 sehingga iniltrasi air hujan sangat kecil, Struktur 4 sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat be-sar. Kata perangkai konjungsi perbandingan 5 Kalian sudah mengetahui bahwa pada tahap awal eksplanasi ditandai oleh pernyataan umum dan diakhiri oleh urutan sebab-akibat. Apa yang kalian temukan dari struktur teks “Banjir”? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks “Siklus Hidrologi” dengan struktur teks “Banjir”? Di mana letak perbedaannya? Siklus Hidrologi No. Struktur Teks 1. 2. 3. Banjir No. Struktur Teks 1. 2. 3. 6 Ketika membaca sebuah teks, kita sering menemukan kata-kata yang kadang tidak kita mengerti karena bermakna khusus. Kata-kata tersebut dinamai istilah. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya dapat dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut dinamai istilah khusus. Bacalah kembali teks “Banjir”, kemudian carilah istilah khusus yang kalian temukan dalam teks itu. No. Istilah Makna 1. isiograi 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 7 Setelah membaca teks “Banjir”, kalian tentu menemukan bagian-bagian yang berupa pernyataan umum dan urutan sebab-akibat. Coba perhatikan baik-baik teks berikut ini. Bandingkanlah struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”. Sumber http// Sumber Gambar. Kekeringan pada masa tanam Gambar. Kekeringan pada masa panen Kekeringan Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya. Deinisi Kekeringan Kekeringan diklasiikasikan menjadi dua kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia. Iklim Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO El-Nino Southern Oscilation. El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim kemarau mundur dari normal; awal masuk musim hujan mundur dari normal; curah hujan musim kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur. Tata Guna Lahan Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Norma Pemakaian Air Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga menyebabkan menurunnya jumlah air pada waktu musim kemarau. a. Setelah membaca teks “Kekeringan”, coba sebutkan apa saja yang menyebabkan terjadinya bencana kekeringan! ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ _________________________________________ b. Masyarakat yang mengandalkan mata pencaharian dari bidang pertanian akan sangat terpengaruh oleh adanya bencana kekeringan. Mengapa bisa demikian? ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ _________________________________________ c. Isilah kolom berikut. No. Penyebab terjadinya banjir kekeringan 1. 2. 3. 4. 5. No. Akibat yang ditimbulkan oleh banjir kekeringan 1. 2. 3. 4. 5. d. Setelah menjawab pertanyaan c, rangkailah jawaban kalian tersebut menjadi sebuah teks eksplanasi. _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _______________________________________ Setelah kalian cermati teks “Kekeringan” secara lebih mendalam, tahukah kalian bahwa pernyataan umum di dalam teks tersebut merupakan gambaran awal tentang apa yang disampaikan? Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum. Kegiatan 2
membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir