Tatacara sujud tilawah diluar shalat yaitu; 1) Wajib niat melakukan sujud tilawah, mengacu pada Hadits shahih yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dari Umar ra, "Sungguh, amal perbuatan tergantung pada niatnya.". 2) Takbiratul ihram karena mengikuti sunah Nabi saw, mengacu pada Hadits riwayat Abu Dawud.
Tatacara Sujud Tilawah Sesuai Hadist. Tata cara sujud tilawah: Para ulama bersepakat bahwa sujud tilawah cukup dengan sekali sujud. Bentuk sujudnya sama dengan sujud dalam shalat. Tidak disyari'atkan -berdasarkan pendapat yang paling kuat- untuk takbiratul ihram dan juga tidak disyari'atkan untuk salam. ADVERTISEMENT.
TATACARA SUJUD TILAWAH. Oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Tata cara sujud tilawah dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Para ulama bersepakat bahwa sujud tilâwah cukup dengan sekali sujud. 2. Bentuk sujudnya sama dengan sujud dalam shalat. 3. Berdasarkan pendapat yang paling kuat, sujud tilâwah tidak disyari'atkan takbîratul ihrâm sebelumnya dan juga tidak disyari'atkan salam setelahnya.
Berniatuntuk sujud sajadah; Menghadap kiblat; Takbiratul ihram dan takbir bagi sujud; Memberi salam. Sekiranya terdapat halangan yang menyebabkan seseorang itu tidak dapat sujud, seperti berhadas kecil, dalam kenderaan atau mendengarnya dari corong masjid, maka diharuskan mengucapkan: Subhanallahi walhamdulillahi, wa laa Ilaha illahi, wallahu
BacaanDoa Sujud Syukur. Pada intinya, bacaan sujud syukur adalah memuji Allah, bersyukur kepada-Nya. Di antaranya bisa membaca bacaan sebagai berikut: " Subhaanalloh walhamdulillah wa laa ilaaha illalloh walloohu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adhiim ". Artinya: "Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada
Niat(di dalam hati) Takbiratul ihram ; Sujud ; Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud) Salam; Pada sujud syukur tidak disyaratkan wudhu, suci pakaian dan tempat, juga tidak disyaratkan adanya takbir dan menghadap kiblat. Walaupun demikian dianjurkan untuk bersih badan, pakaian dan tempat sebelum melaksanakan sujud syukur, dan menghadap
QMDCwl. Jakarta - Bacaan takbiratul ihram adalah satu dari enam rukun sholat yang telah disepakati oleh para ulama. Selain takbiratul ihram, rukun sholat yang disepakati adalah berdiri, membaca ayat, ruku', sujud, duduk terakhir saat membaca tasyahud sampai pada bacaan, "Abduhu wa Rasuuluhu.'Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu juz 2 menulis, takbiratul ihram adalah seseorang yang hendak mulai sholat, berdiri menghadap kiblat sambil mengucap takbir, اللّٰهُ أَكْبَر allāhu ʾakbar. Sehingga sesuai kesepakatan para ulama bacaan takbiratul ihram adalahاللّٰهُ أَكْبَر "Allāhu Akbar."Yang artinya, Allah Maha dalam hadits riwayat Abu Dawud dan at Tirmidzi dengan sanad shahih dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda, "kunci sholat adalah bersuci dan pengharamannya adalah takbir."Disebutkan juga dalam hadits dengan sanad muttafaq 'alaihi, Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau hendak mendirikan sholat, maka bertakbirlah."Disebut takbiratul ihram sebab ketika seorang sudah mengucap takbir untuk memulai sholat, saat itu diharamkan baginya yang semula halal. Seperti makan, minum, berbicara dan hal-hal yang bisa membatalkan sholatnya. "Ada pun maksud takbir itu sendiri adalah dzikir mengingat Allah SWT." tulis Syekh Wahbah seperti dikutip Tim Hikmah detikcom dalam kitab Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu juz ulama sepakat bahwa takbiratul ihram adalah termasuk rukun bukan syarat dalam sholat. Seseorang muslim yang tak mampu mengucap karena bisu atau memang tidak mampu, maka gugur kewajibannya mengucapkan bila memang mampu mengucapkan takbir, maka dianjurkan membaca takbir dengan suara yang minimal bisa didengar dirinya sendiri. Ini seperti saat membaca surah dan rukun-rukun bacaan takbirnya pun harus jelas. Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah menjelaskan, tidak dibolehkan membaca panjang pada huruf-huruf dalam bacaan takbiratul ihram yang memang tidak dibaca panjang. "Jika seseorang membaca panjang pada huruf-huruf yang tidak pada tempatnya sehingga mengubah makna, maka hukumnya tidak sah," kata Syekh Wahbah. erd/row
Seseorang mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan Allahu Akbar ketika memulai shalat, ini dinamakan takbiratul ihram. Takbiratul ihram termasuk rukun shalat, shalat tidak sah tanpanya. Dalil bahwa takbiratul ihram adalah rukun shalat adalah hadits yang dikenal sebagai hadits al musi’ shalatuhu, yaitu tentang seorang shahabat yang belum paham cara shalat, hingga setelah ia shalat Nabi bersabda kepadanyaارجِعْ فَصَلِّ فإنك لم تُصلِّ“Ulangi lagi, karena engkau belum shalat”Menunjukkan shalat yang ia lakukan tidak sah sehingga tidak teranggap sudah menunaikan shalat. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan shalat yang benar kepadanya dengan bersabdaإذا قُمتَ إلى الصَّلاةِ فأسْبِغ الوُضُوءَ، ثم اسْتقبل القِبْلةَ فكبِّر…“Jika engkau hendak shalat, ambilah wudhu lalu menghadap kiblat dan bertakbirlah…” HR. Bukhari 757, Muslim 397Menujukkan tata cara yang disebutkan Nabi tersebut adalah hal-hal yang membuat shalat menjadi sah, diantaranya takbiratul ulama mengatakan, dinamakan dengan takbiratul ihram karena dengan melakukannya, seseorang diharamkan melakukan hal-hal yang sebelumnya halal, hingga shalat selesai. Sebagaimana hadits,مفتاح الصلاة الطهور وتحريمها التكبير وتحليلها التسليم“Pembuka shalat adalah bersuci wudhu, yang mengharamkan adalah takbir dan yang menghalalkan adalah salam” HR. Abu Daud 618, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi DaudSebagaimana kita ketahui, ketika dalam keadaan shalat, kita diharamkan berbicara, makan, minum dan lain-lain hingga shalat mengganti ucapan Allahu Akbar?Ukuran suara takbirBagaimana takbirnya orang bisu?Mengangkat Kedua TanganBentuk Jari-Jari Dan Telapak TanganUkuran TinggiTakbir Dulu Atau Angkat Tangan Dulu?Bolehkah mengganti ucapan Allahu Akbar?Mengganti ucapan takbiratul ihram, misalnya dengan الله أجلُّ /Allahu Ajall/ atau الله أعظمُ /Allahu A’zham/ atau lafadz-lafadz lain, hukumnya haram, walaupun masih berupa lafadz pujian dan pengagungan terhadap Allah. Karena lafadz takbir itu tauqifiyyah, ditetapkan oleh dalil. Menggantinya dengan lafadz lain adalah perbuatan bid’ para ulama berselisih pendapat jika lafadz takbir menggunakan ucapan الله الأكبرُ /Allahul Akbar/. Sebagian ulama, semisal Imam Abu Hanifah dan Imam Asy Syafi’i, menganggapnya sah. Imam Syafi’i menyatakan bahwa alif lam dalam lafadz tersebut hanya tambahan tidak mengubah lafadz dan makna Shifatu Shalatin Nabi, 58. Demikian juga perihal mengganti lafadz Allahu Akbar dengan bahasa selain benar, semua itu menyelisihi sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tidak boleh mengganti lafadz takbir dengan selain الله أكبرُ. Karena hadits-hadits yang menyebutkan tentang lafadz takbir dalam shalat, disebutkan hanya lafadz الله أكبرُ. Misalnya haditsإنَّهُ لا تتمُّ صلاةٌ لأحدٍ منَ النَّاسِ حتَّى يتوضَّأَ فيضعَ الوضوءَ مواضعَهُ ثمَّ يقولُ اللَّهُ أَكبرُ“Tidak sempurna shalat seseorang sampai ia berwudhu, lalu ia membasuh air wudhu pada tempat-tempatnya, lalu ia berkata Allahu Akbar’” HR Abu Daud 857, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi DaudDan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaصلوا كما رأيتموني أصلي“Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat” HR. Bukhari 631, 5615, 6008Adapun bagi orang non-arab yang kesulitan atau tidak bisa melafalkan takbir, sebagian ulama seperti Syafi’iyyah, Hanabilah, Abu Yusuf membolehkan pelafalan takbir dengan bahasa lain. Sebagian ulama seperti Malikiyyah dan Al Qadhi Abu Ya’la berpendapat bahwa gugur baginya kewajiban takbiratul suara takbirTakbiratul ihram itu wajib diucapkan dengan lisan, tidak boleh hanya diucapkan di dalam hati. Lalu para ulama berselisih pendapat apakah dipersyaratkan suara takbir minimal dapat didengar oleh diri sendiri atau tidak. Sebagian ulama seperti Hanabilah mempersyaratkan demikian, yaitu suara takbir dapat didengar oleh sebelahnya atau minimal dapat didengar oleh si pengucap sendiri Syarhul Mumthi’, 3/20. Namun yang rajih, hal ini tidak dipersyaratkan. Syaikh Al Utsaimin mengatakan “Yang benar, tidak dipersyaratkan seseorang dapat mendengar suara takbirnya. Karena terdengarnya takbir itu zaaid objek eksternal dari pengucapan. Maka bagi yang meng-klaim bahwa hal ini diwajibkan, wajib mendatangkan dalil” Syarhul Mumthi’, 3/20.Bagaimana takbirnya orang bisu?Orang bisu atau orang yang memiliki gangguan fisik sehingga tidak bisa berkata-kata, maka ia cukup bertakbir di dalam hati. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan “Karena perkataan Allahu Akbar itu mencakup ucapan lisan dan ucapan hati. Tidaklah lisan seseorang mengucapkan Allahu Akbar kecuali pasti hatinya mengucapkan dan memaksudkannya dalam hati. Sehingga jika seseorang terhalang untuk mengucapkannya, yang wajib baginya adalah cukup dengan mengucapkan dengan hatinya” Syarhul Mumthi’, 3/20Namun para ulama berbeda pendapat apakah orang tersebut harus menggerakan bibirnya sambil mengucapkan di dalam hati? Sebagian ulama seperti Syafi’iyyah tetap mewajibkan menggerakkan bibir, karena yang dinamakan al qaul dalam bahasa arab, itu disertai dengan gerakan bibir. Dan jika seseorang terhalang untuk bertakbir secara sempurna, maka wajib baginya bertakbir sesuai kemampuan yang ia miliki, termasuk menggerakkan bibir. Sebagian ulama seperti Malikiyyah, Hanabilah dan Hanafiyyah tidak mewajibkan, karena gerakan bibir bukanlah tujuan namun sarana atau wasilah untuk mengucapkan takbir. Sehingga ketika seseorang terhalang untuk melakukan pengucapan, maka gugur pula sarananya. Dan sekedar gerakan bibir itu tidak teranggap dalam syari’at Syarhul Mumthi’, 3/20, Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, 19/92.Mengangkat Kedua TanganPara ulama bersepakat bahwa disyar’iatkan mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram. Dalilnya haditsأنَّ النبيَّ صلّى الله عليه وسلّم كان يرفعُ يديه حذوَ مَنكبيه؛ إذا افتتح الصَّلاةَ، وإذا كبَّرَ للرُّكوع، وإذا رفع رأسه من الرُّكوع“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya ketika memulai shalat, ketika takbir untuk ruku’ dan ketika mengangkat kepada setelah ruku’, beliau mengangkat kedua tangannya setinggi pundaknya” HR. Bukhari 735Namun mereka berselisih pendapat mengenai hukumnya. Sebagian ulama mengatakan hukumnya wajib, seperti Al Auza’i, Al Humaidi, Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim. Dalil mereka adalah karena hadits-hadits menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam selalu mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram. Sedangkan beliau bersabdaصلوا كما رأيتموني أصلي“Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat”Namun pendapat ini tidak tepat, karena banyak tata cara shalat yang beliau selalu lakukan seperti duduk tawarruk, duduk iftirasy, berdoa istiftah, dll namun tidak wajib hukumnya. Bahkan ini semua tidak dinilai wajib oleh ulama yang mewajibkan mengangkat tangan ketika takbiratul ihram. Sehingga ada idthirad kegoncangan dalam pendapat ini. Yang benar, Ibnul Mundzir telah menukil ijma ulama bahwa mengangkat tangan ketika takbiratul ihram itu hukumnya sunnah Shifatu Shalatin Nabi, 63-67.Bentuk Jari-Jari Dan Telapak TanganJari-jari direnggangkan, tidak terlalu terbuka dan juga tidak dirapatkan. Berdasarkan hadits كان إذا قام إلى الصلاة قال هكذا – وأشار أبو عامر بيده ولم يفرج بين أصابعه ولم يضمها “Biasanya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika shalat beliau begini, Abu Amir perawi hadits mengisyaratkan dengan gerakan tangannya, beliau tidak membuka jari-jarinya dan tidak merapatkannya” HR. Ibnu Khuzaimah 459, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni KhuzaimahUntuk telapak tangan, sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim, At Thahawi, Abu Yusuf dan sebagian besar Hanabilah menganjurkan mengarahkan telapak tangan lurus ke arah kiblat ketika mengangkat kedua tangan, berdalil dengan hadits إذا استفتح أحدُكم الصلاةَ فليرفع يديْهِ ، وليستقبل بباطنِهما القِبلةَ“Jika salah seorang kalian memulai shalat hendaklah mengangkat kedua tangannya, lalu hadapkan kedua telapak tangannya ke arah kiblat” HR. Al Baihaqi dalan Sunan Al Kubra 2/27, dalam Silsilah Adh Dha’ifah 2338 Al Albani berkata “dhaif jiddan”Dan ada beberapa hadits yang semakna namun tidak ada yang shahih. Adapun hadits dari Wa’il bin Hujr radhiallahu’anhuلأنظرن الى صلاة رسول الله صلى الله عليه و سلم قال فلما افتتح الصلاة كبر ورفع يديه فرأيت إبهاميه قريبا من أذنيه“Sungguh aku menyaksikan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam shalat, ketika beliau memulai shalat beliau bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya sampai aku melihat kedua jempolnya dekat dengan kedua telinganya” HR. An Nasa-i 1101, dishahihkan Al Albani dalam Sunan An Nasa-ibukan merupakan dalil yang sharih akan perbuatan ini. Namun memang terdapat atsar shahih dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuانه كان اذا كبر استحب ان يستقبل بإبهامه القبلة“Ibnu Umar biasanya ketika bertakbir beliau menyukai menghadapkan kedua ibu jarinya ke arah kiblat” HR. Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqat 4/157, dinukil dari Shifatu Shalatin Nabi, 63Sebagian ulama berdalil dengan keumuman keutamaan menghadap kiblat di luar dan di dalam ibadah. Diantaranya seperti ayatقَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ“Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya” QS. Al Baqarah 144Juga hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallamالبيتِ الحرامِ قبلتِكم أحياءً وأمواتًا“Masjidil Haram adalah kiblat kalian ketika hidup maupun ketika mati” HR. Abu Daud 2875Hadits ini diperselisihkan keshahihannya dan secara umum ini adalah pendalilan yang tidak sharih tegas. Oleh karena itu, yang rajih insya Allah, mengarahkan kedua telapak tangan ke kiblat ketika takbiratul ihram itu boleh dilakukan sebagaimana perbuatan Ibnu Umar radhiallahu’anhu namun tidak sampai disunnahkan Shifatu Shalatin Nabi, 63-66.Ukuran TinggiKedua tangan diangkat setinggi pundak atau setinggi ujung telinga. Berdasarkan haditsكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلمَ إذا قام إلى الصلاةِ يرفعُ يديه حتى إذا كانتا حذوَ مِنكَبيه“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai setinggi pundaknya” HR. Ahmad 9/28, Ahmad Syakir mengatakan “sanad hadits ini shahih”Juga haditsكانَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا افتتحَ الصلاةَ رفع َيدَيهِ حتى تكوناَ حَذْوَ أُذُنَيهِ“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika memulai shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai setinggi kedua telinganya” HR. Al Baihaqi 2/26Juga hadits dari Malik bin Huwairits radhiallahu’anhu أنه رأى نبي الله صلى الله عليه وسلم . وقال حتى يحاذي بهما فروع أذنيه “Ia melihat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam shalat, ia berkata tangannya diangkat sampai setinggi pangkal telinganya” HR. Muslim 391, Abu Daud 745Ini adalah khilaf tanawwu’ perbedaan variasi, maka seseorang boleh memilih salah satu dari cara yang ada. Bahkan yang lebih utama terkadang mengamalkan yang satu dan terkadang mengamalkan yang lain, sehingga masing-masing dari sunnah ini tetap lestari dan diamalkan ulama memperinci ukuran tersebut, yaitu bagian bawah telapak tangan setinggi pundak, atau bagian atas telapak tangan setinggi pangkal telinga. Namun yang tepat, dalam hal ini perkaranya luas, yang mengangkat kedua telapaknya tangan sampai sekitar pundak atau sampai sekitar telinga tanpa ada batasan tertentu itu sudah melakukan yang disunnahkan oleh Nabi lihat Syarhul Mumthi, 3/31. Adapun praktek sebagian orang yang meyakini bahwa kedua telapak tangan harus menyentuh daun telinga, ini tidak ada asalnya sama sekali Shifatu Shalatin Nabi, 63.Takbir Dulu Atau Angkat Tangan Dulu?Menurut Malikiyyah dan Syafi’iyyah, takbir berbarengan dengan mengangkat tangan. Sedangkan Hanafiyyah dan salah satu pendapat Syafi’iyyah, mengangkat tangan itu sebelum takbir. Sebagian ulama Hanafiyah juga berpendapat mengangkat tangan itu setelah takbir. Yang benar, perkara ini masih bisa ditolerir, artinya boleh mengangkat tangan dahulu sebelum takbir, boleh setelah takbir dan dibolehkan juga berbarengan dengan takbir. Karena semua ini pernah dipraktekkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Ashlu Sifati Shalatin Nabi, 193-199.Dalil sebelum takbirHadits dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuكان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا قام إلى الصلاة؛ رفع يديه حتى تكونا حذو منكبيه ثم كبَّر“Pernah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai keduanya setinggi pundak, lalu bertakbir” HR. Muslim 390Hadits dari Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhuكان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا قام إلى الصلاة؛ يرفع يديه حتى يحاذي بهما منكبيه، ثميكبر“Pernah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika shalat beliau mengangkat kedua tangannya sampai keduanya setinggi pundak, lalu bertakbir” HR. Abu Daud 729 dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi DaudDalil bersamaan dengan takbirHadits dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhuرأيت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افتتح التكبير في الصلاة، فرفع يديه حين يكبر حتى يجعلهماحذو منكبيه، وإذا كبَّر للركوع؛ فعل مثله“Aku melihat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memulai shalatnya dengan takbir. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga keduanya setinggi pundak. Jika beliau hendak ruku, beliau juga melakukan demikian” HR. Bukhari 738Hadits Malik Ibnul Huwairits radhiallahu’anhuأن رسول الله كان إذا صلى ، يرفع يديه حين يكبر حيال أذنيه ، وإذا أراد أن يركع ، وإذا رفع رأسه من الركوع“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika shalat beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga sampai setinggi kedua telinganya. Beliau lakukan itu juga ketika hendak ruku’ atau hendak mengangkat kepada dari ruku’” HR. An Nasa-i 879, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Nasa-iDalil setelah takbirHadits dari Abu Qilabah,أنه رأى مالك بن الحويرث ، إذا صلى كبر . ثم رفع يديه . وإذا أراد أن يركع رفع يديه . وإذا رفع رأسه من الركوع رفع يديه . وحدث ؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يفعل هكذا“Ia melihat Malik bin Al Huwairits radhiallahu’anhu jika shalat ia bertakbir, lalu mengangkat kedua tangannya. Jika ia ingin ruku, ia juga mengangkat kedua tangannya. Jika ia mengangkat kepala dari ruku, juga mengangkat kedua tangannya. Dan ia pernah mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga melakukan seperti itu” HR. Muslim 391Semoga yang sedikit ini Shalatin Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq Ath Tharifi, cetakan Maktabah Darul MinhajAsy Syarh Al Mumthi’ Ala Zaadil Mustaqni, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Asy SyamilahAl Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyyah, Kementrian Agama Kuwait, Asy SyamilahAshlu Shifati Shalatin Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Asy Syamilah—Penulis Yulian PurnamaArtikel
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat-ayat tertentu dari kitab suci Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut disebut dengan ayat sajdah. Di dalam mushaf Al-Qur’an ayat-ayat sajdah ini biasanya bisa diketahui dengan adanya tanda tertentu seperti tulisan kata as-sajdah dengan tulisan Arab di pinggir halaman sebaris dengan ayatnya, atau adanya gambar seperti kubah kecil di akhir ayat. Ketika ayat sajdah dibaca orang yang membaca atau yang mendengarnya disunahkan untuk bersujud satu kali baik dalam keadaan shalat maupun di luar sujud tilawah ketika membaca atau mendengar ayat sajdah didasarkan pada beberapa hadits di antaranyaHadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam bersabdaإِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ , اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي , يَقُولُ يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِيَ النَّارُArtinya “Ketika anak adam membaca ayat As-Sajdah kemudian ia bersujud maka setan menyendiri dan menangis. Ia berkata, “celaka, anak adam diperintah untuk bersujud dan ia pun bersujud maka baginya surga. Dan aku telah diperintah untuk bersujud namun aku menolak maka bagiku neraka.”Hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ibnu Umarكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا الْقُرْآنَ، فَإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ، وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُArtinya “Adalah nabi membacakan Al-Qur’an kepada kita, maka ketika melewati ayat As-Sajdah beliau bertakbir dan bersujud, dan kami pun bersujud bersamanya.”Tata Cara Sujud TilawahDi luar shalat ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajdah dan ia berkehendak untuk melakukan sujud tilawah maka yang mesti ia lakukan adalah memastikan dirinya tidak berhadats dan tidak bernajis dengan cara berwudlu dan mensucikan najis yang ada. Setelah itu menghadapkan diri ke arah kiblat untuk kemudian bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan. Setelah berhenti sejenak lalu bertakbir lagi untuk turun bersujud tanpa mengangkat kedua tangan. Setelah sujud satu kali lalu bangun untuk kemudian duduk sejenak tanpa membaca tahiyat dan mengakhirinya dengan membaca salam.Baca juga Ini Perbedaan Hadats dan NajisApakah harus berdiri sebelum melakukan sujud tilawah? Para ulama Syafi’iyah berbeda pendapat dalam hal ini. Syekh Abu Muhammad, Qadli Husain dan lainnya lebih menyukai sujud tilawah dilakukan dengan cara dimulai dari berdiri dan berniat lebih dahulu. Namun pendapat ini diingkari oleh Imam Haramain dengan mengatakan, “Saya tidak melihat untuk masalah ini adanya penuturan dan dasar.” Apa yang menjadi pendapat Imam Haromain ini dipandang oleh Imam Nawawi sebagai pendapat yang lebih benar dan karenanya yang dipilih adalah tidak berdiri untuk sujud tilawah lihat Yahya bin Syaraf Al-Nawawi, Raudlatut Thâlibîn wa Umdatul Muftîn, Beirut Al-Maktab Al-Islamy, 1991, jil. I, hal. 321 – 322.Sedangkan melakukan sujud tilawah dalam keadaan sedang shalat dengan cara setelah dibacanya ayat sajdah maka bertakbir tanpa mengangkat tangan untuk kemudian turun bersujud satu kali. Setelah itu bangun dari sujud untuk berdiri lagi dan melanjutkan shalatnya. Bila ayat sajdah yang tadi dibaca berada di tengah surat maka ia kembali melanjutkan bacaan suratnya hingga selesai dan ruku’. Namun bila ayat sajdah yang tadi dibaca berada di akhir surat maka setelah bangun dari sujud tilawah ia sejenak berdiri atau lebih disukai membaca sedikit ayat lalu diteruskan dengan ruku’ dan diketahui, Dr. Musthafa Al-Khin dalam kitabnya al-Fiqhul Manhaji memberikan peringatan bahwa takbiratul ihram dan membaca salam merupakan syarat sujud tilawah. Syarat yang lainnya adalah sebagaimana syarat shalat pada umumnya seperti menghadap kiblat, suci dari hadas dan najis, dan sebagainya lihat Musthafa Al-Khin, al-Fiqhul Manhaji [Damaskus Darul Qalam, 2013], jil. I, hal. 175 – 176.Adapun bacaan yang sunah dibaca ketika sujud tilawah sebagaimana disebutkan Imam Nawawi dalam kitab Raudlatut Thâlibîn adalahسَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ“Sajada wajhiya lil ladzî khalaqahû wa shawwarahû wa syaqqa sam’ahû wa basharahû bi haulihî wa quwwatihî.”Juga disunahkan membaca do’aاللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبَلْهَا مِنِّي، كَمَا قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ “Allâhummaktub lî bihâ indaka ajraa, waj’alhâ lî indaka dzukhran, wa dla’ annî bihâ wizran, waqbalhâ minnî kamâ qabiltahâ min abdika dâwuda alaihissalâm.”Namun demikian—masih menurut Imam Nawawi—bila yang dibaca adalah do’a yang biasa dibaca saat sujud di waktu shalat maka diperbolehkan. Wallahu a’lam. Yazid Muttaqin
Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk .......1. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk .......2. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk.....3. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk4. berikut adalah rukun sujud tilawah kecuali a niat B Takbiratul Ihram c sujud d rukuk5. cara sujud tilawah diluar shalat adalah membaca takbir lalu sujud duduk dan salam B membaca takbir lalu sujud dua kali C membaca Takbiratul Ihram lalu sujud D membaca takbir lalu rukuk dan sujud6. Shalat adalah ibadah kepada Allah SWT berupa gerakan dan bacaan yang diawali dengan takbiratul ihramdan diakhiri dengan salam. Shalat harus memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut ini yang termasuk rukunshalat adalah ....A. niat, takbiratul ihram dan membaca surat dalam al-Qur'anB. takbiratul ihram, membaca do'a iftitah dan Surat al-FatihahC. takbiratul ihram, sujud, dan duduk tasyahud awalD. takbiratul ihram, ruku, dan sujud7. Seorang imam melakukan sujud tilawah maka hendaknya makmum melakukan..... a. takbiratul ihramb. rukuc. i’tidald. sujud8. yang termasuk syarat sujud tilawah adalah ...niattakbiratul ihrammenutup auratsujud9. 19. Kalimat di bawah ini yang bukan termasuksyarat sujud tilawah adalah ....a. takbiratul dari hadas dan mendengar ayat sajdah10. 7. Ahmad ketika masuk masjid hendak mengikutishalat jamaah, imam dan makmum yang lainsedang dalam posisi sujud. Hal yang harusdilakukan Ahmad adalah ....a. takbiratul ihram kemudian langsung sujudbersama imam dan makmum yang lainb. menunggu imam dan makmum berdiri,kemudian takbiratul ihram lalu mengikutishalat berjamaahC. langsung sujud tanpa takbiratul ihramd. takbiratul ihram kemudian membaca alfatihah, rukuk kemudian dilanjutkandengan i'tidal dan sujud dengan gerakanyang cepat11. Yang tidak termasuk syarat sujud tilawah adalah a. Menutup aurat b. Takbiratul ihram c. Menghadap kiblat d. Suci dari hadats & najis12. takbiratul ikhram dalam sujud tilawah termasuk?13. jika makmun masbuk mendapati imam dalam posisi sujud maka setelah takbiratul ihram makmun harus segera...... takbitatul imam takbiratul al fatihah14. 19. Berikut yang tidak termasuk rukun sujud tilawah di luar shalat adalah a. niat b b. sujud c. takbiratul ihram d. suci dari hadas dan najis15. cara sujud tilawah diluar shalat adalah membaca takbir lalu sujud duduk dan salam B membaca takbir lalu sujud dua kali C membaca Takbiratul Ihram lalu sujud D membaca takbir lalu rukuk dan sujud16. 3832 Amir ketika masuk masjid hendakmengikuti shalat Jamaah, imam danmakmum yang lain sedang dalam posisisujud, hal yang harus dilakukan AmiradalahA Takbiratul ihram kemudian langsungsujud hersama imam dan makmumyang lainB. Menunggu im dan makmum berdiri,kemudian takbiratul ihram lalu mengikutishalat berjamaahC. Langsung sujud tanpa takbiratul ihramD. Takbiratul ihram kemudian membaca AlFatihah, rukuk kemudian dilanjutkandengan I'tidal dan sujud dengan gerakanyang cepat3917. jika makmum masbuk mendapati imam dalam posisi sujud maka setelah takbiratul ihram makmum harus segera... a. tetap takbiratul ihram. b. ikut sujud. c. menunggu imam takbiratul ihram kembali. d. membaca Al-Fatihah. 18. Berikut Yang Termasuk Rukun Sujud Tilawah AdalahaSuci Dari NajisbMenutup AuratcMenghadap KiblatdTakbiratul Ihram19. takbiratul ihram dalam sujud syukur termasuk20. tulislah bacaan takbiratul ihram rukuk dan sujud 1. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk .......JawabanRukun sujud tilawahPenjelasansemoga membantuJawabanMATA PELAJARAN PAI DAN BPrukun sujud tilawah 2. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk.....rukun sujud tilawahsemoga membantu 3. Takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasukJawabanRukunPenjelasan 4. berikut adalah rukun sujud tilawah kecuali a niat B Takbiratul Ihram c sujud d rukukJawaband. rujuk Penjelasankarena rukun sujud tilawah sujud sajadah 1. niat2. takbiratul ihram3. sujudwaktu sujud tilawah ketika seseorang mendengar/membaca ayat sajadah 5. cara sujud tilawah diluar shalat adalah membaca takbir lalu sujud duduk dan salam B membaca takbir lalu sujud dua kali C membaca Takbiratul Ihram lalu sujud D membaca takbir lalu rukuk dan sujudJawabanD. Membaca takbir lalu rukuk dan sujudPenjelasanSEMOGAMEMBANTUJawabanA. Takbiratul IhramlaluSujuddanSalamPenjelasanPenjelasannyacaridi GoogleJawabanA. NIAT, TAKBIRATUL IHRAM DAN MEMBACA SURAT DALAM AL QUR'AN MAAF KALAU SALAH 7. Seorang imam melakukan sujud tilawah maka hendaknya makmum melakukan..... a. takbiratul ihramb. rukuc. i’tidald. sujudJawabandPenjelasanJika imam melakukan sujud tilawah, maka makmum pun harus mengikuti. Sedangkan jika imam tidak sujud, maka makmum tidak boleh sujud sendiri. Sedangkan sujud tilawah di luar shalat hanya disunahkan jika orang yang membaca ayat sajdah itu imam melakukan sujud tilawah maka hendaknya makmum melakukan..... a. takbiratul ihramb. rukuc. i’ jika imam melakukan rukuk maka makmum juga melakukan rukuk karna semua itu tergantung imamnya Jadikan jawaban tercerdas☑JawabanYg termasuk syarat sujud tilawah adalah menutup aurat 9. 19. Kalimat di bawah ini yang bukan termasuksyarat sujud tilawah adalah ....a. takbiratul dari hadas dan mendengar ayat sajdahJawaban Ikhramsemoga membantu.. 10. 7. Ahmad ketika masuk masjid hendak mengikutishalat jamaah, imam dan makmum yang lainsedang dalam posisi sujud. Hal yang harusdilakukan Ahmad adalah ....a. takbiratul ihram kemudian langsung sujudbersama imam dan makmum yang lainb. menunggu imam dan makmum berdiri,kemudian takbiratul ihram lalu mengikutishalat berjamaahC. langsung sujud tanpa takbiratul ihramd. takbiratul ihram kemudian membaca alfatihah, rukuk kemudian dilanjutkandengan i'tidal dan sujud dengan gerakanyang cepatJawabana. Takbiratuln ihram kemudian langsung sujud bersama iman dam makmum yang lainPenjelasanDalam masbuq, seseorang melakukan takbiratul ihram kemudian mengikuti apa yang didapati dari imam. JawabanA. takbirotul ikhrom kemudian langsung sujud bersama imam dan makmum yang kalo salahJawabanb. takbiratul ihramPenjelasanmaaf jika salah 12. takbiratul ikhram dalam sujud tilawah termasuk? termasuk sujud terahir tilawah jika makmun masbuk mendapati imam dalam posisi sujud maka setelah takbiratul ihram makmun harus segera......yaitu karena saat makmum posisi sujud kita tertinggal maka kita awali dengan takbiratul ihram langsung makmum masbuq mendapati imam dalam posisi sujud maka setelah takbiratul ihram makmum harus segera...Penjelasan =Jawabannya ialah B. Ikut sujud alasan mengapa ikut sujud karena pada saat makmum datang shalat berjamaah namun imam sedang sujud maka makmum berniat , takbiratul ihram dan langsung sujud bersama iman pada saat imam menutup shalat dengan salam makmum berdiri lagi untuk menambah kekurangan rakaat yang belum selesai dan shalat itu dikatakan sah- Semoga Membantu ^_^ 14. 19. Berikut yang tidak termasuk rukun sujud tilawah di luar shalat adalah a. niat b b. sujud c. takbiratul ihram d. suci dari hadas dan najisJawabanD. suci dari hadas dan najisPenjelasankarena suci dari hadas dan najis tidak termasuk rukun sujud tilawah di luar shalat. melainkan syarat melakukan sujud tilawah di luar 15. cara sujud tilawah diluar shalat adalah membaca takbir lalu sujud duduk dan salam B membaca takbir lalu sujud dua kali C membaca Takbiratul Ihram lalu sujud D membaca takbir lalu rukuk dan sujudJawabanB membaca takbir lalu sujud dua kali 16. 3832 Amir ketika masuk masjid hendakmengikuti shalat Jamaah, imam danmakmum yang lain sedang dalam posisisujud, hal yang harus dilakukan AmiradalahA Takbiratul ihram kemudian langsungsujud hersama imam dan makmumyang lainB. Menunggu im dan makmum berdiri,kemudian takbiratul ihram lalu mengikutishalat berjamaahC. Langsung sujud tanpa takbiratul ihramD. Takbiratul ihram kemudian membaca AlFatihah, rukuk kemudian dilanjutkandengan I'tidal dan sujud dengan gerakanyang cepat39Jawabanb. Menunggu imam dan makmum berdiri. Jawaban sujud tanpa takbiratul ihramKarena kata guru saya kalau mau ikut imam sholat tapi ketinggalan harus tetap ikuti gerakan imam misalnya kalau imam lagi sujud maka makmum yang ketinggalan harus sujud mengikuti salam baru melakukan gerakan yang belum dilakukan gak jawab asal kokPenjelasanSemoga membantu sujudSemoga MembantuB. Ikut sujudSemoga membantuJawaband. Takbiratul ihramPenjelasansemoga membantu 19. takbiratul ihram dalam sujud syukur termasukJawabanrukun fi'liPenjelasanmaaf klo salah dan smoga membantuJawabanrukun fiLI Penjelasanapabila rukun ini terlupa maka harus di ganti dengan sujud syahwi..yaitu sujud yang di lakukan ketika lupa ..semoga bermanfaatdanmembantusahabat2janganlupalikedanfollow yaterimakasihsahabat 20. tulislah bacaan takbiratul ihram rukuk dan sujudJawabanAllahuakbar Ruku' Subhana Rabbial Adziimi WabihamdihAllahuakbarSujud Subhana Rabbial Aqla Wabihamdihmaaf klo slh
- Salah satu sunah ketika membaca atau mendengarkan lantunan Alquran, lalu menemukan ayat sajdah, seorang muslim dianjurkan untuk melakukan sujud tilawah. Sujud tilawah dapat dilakukan di dalam salat atau di luar salat, tergantung waktu menemukan ayat sajdah tersebut. Jika dilakukan dalam salat, ketika membaca ayat Alquran selepas Al-Fatihah, lalu menemukan ayat sajdah, ia disunahkan bersujud, lalu kembali berdiri untuk melanjutkan bacaan salatnya tadi. Kalau gerakan-gerakan salat saja bisa disela dan disisipi dengan sujud tilawah, apalagi dalam keadaan tidak sedang salat. Artinya, sujud tilawah ini pengerjaannya amat ditekankan dan hukumnya sunah muakkadah, sebagaimana dilansir dari Serba-Serbi Sujud Tilawah 2019 yang ditulis Maharati Marfuah. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 107-109 sebagai berikut " ... Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Alquran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Mereka berkata 'Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi'," Al-Isra [17] 107-109 Lalu, apa itu ayat sajdah? Ayat sajdah adalah ayat-ayat dalam Alquran yang menunjukkan perintah bersujud. Lazimnya, di mushaf Alquran, ada tanda tertentu seperti tulisan kata "sajdah" dengan tulisan Arab di pinggir halaman yang sebaris dengan ayatnya, atau adanya gambar seperti kubah kecil di akhir ayat. Siapa saja yang membaca atau mendengar lantunan ayat sajdah ini dianjurkan untuk bersujud tilawah. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Ketika anak adam membaca ayat as-sajdah kemudian ia bersujud, maka setan menyendiri dan menangis. Ia berkata, 'Celaka, anak Adam diperintah untuk bersujud dan ia pun bersujud maka baginya surga. Dan aku telah diperintah untuk bersujud namun aku menolak maka bagiku neraka'," Muslim. Contoh-contoh ayat sajdah dapat ditemukan pada surah Al-A'raf [7] ayat 206, surah Ar-Ra'd [13] ayat 15, surah An-Nahl [16] ayat 49, surah Al-Isra [17] ayat 107, surah Maryam [19] ayat 58, surah Al-Hajj [22] ayat 7 dan 18, dan lain sebagainya. Tata Cara Sujud Tilawah Dilansir dari NU Online, tata cara sujud tilawah dapat dilakukan dengan urutan berikut ini Dimulai dari posisi berdiri menghadap kiblat Takbiratul ihram, mengucapkan takbir Turun sujud Bangun dari sujud lalu diam sejenak Bangun, meneruskan salat Jika sujud tilawah dilakukan dalam salat Melakukan salam Jika sujud tilawah dilakukan di luar salat Bacaan sujud tilawah dapat dilafalkan sebagai berikut سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ Bacaan latinnya “Sajada wajhiya lil ladzî khalaqahû wa shawwarahû wa syaqqa sam’ahû wa basharahû bi haulihî wa quwwatihî.”Artinya "Aku meletakkan wajahku, bersujud kepada Tuhan yang menciptakannya, membentuknya, menyusun pendengarannya, penglihatannya, dengan kekuatan dan kuasa-Nya."Baca juga Macam-Macam Sujud, Bacaannya dan Tata Cara Mengerjakannya Bacaan Sujud Sahwi Serta Tata Cara Praktiknya Tata Cara Sujud Syukur dan Bacaan Doanya - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
takbiratul ihram dalam sujud tilawah termasuk